Saya
akan menuliskan sebuah kisah yang saya baca dari Buku “Sudah Muliakah Akhlak Anda?”
oleh Ali Shalih Al Hazza’ yang berjudul “ALLAH Mengangkat Si Lemah Sehingga Si Kuat
Mengaguminya.“
Langsung saja ke ceritanya, semoga bermanfaat dan kita bisa mengambil
hikmahnya.
Syaikh
Abu Bakar Ad-Dharir berkata, “Bapakku termasuk orang yang miskin. Dia berdagang
bejana dari tanah liat. Aku mempunyai kakak perempuan, dan aku sendiri buta.”
Suatu
malam aku terbangun, aku mendengar bapakku berkata kepada ibu,”Aku sudah tua,
kamu juga. Kamu tua dan lemah. Apa yang jauh dari kita telah dekat.” Kemudian bapak
bersyair, ”Sesungguhnya seseorang telah
berjalan selama lima puluh tahun, itu berarti dia telah mendekati sumur
kematiannya.”
Bapak
melanjutkan, “Anak perempuan itu, dia hidup sehat dan bisa membantu
orang-orang. Tetapi bocah laki-laki ini, dia buta, seperti seonggok daging. Kira-kira
apa yang bisa dilakukannya?” kemudian keduanya menagis. Keduanya terus menangis
pada malam itu, cukup lama. Hatiku pun bersedih.
Pagi
hari, seperti biasa aku pergi belajar. Tidak lama berselang seorang pesuruh
khalifah datang dan berkata kepada ustadzku, “Ibu khlifah1
menyampaikan salam kepada ustadz. Dia berkata bahwa bulan Ramadhan telah tiba. Dia
menginginkan seorang bocah laki-laki yang belum baligh, bacaannya bagus, dan
suaranya merdu, sebagai imam shalat tarawih.”
Ustadz
menjawab,”Bocah seperti itu ada pada kami, tapi dia buta.”Kemudian ustadz
memintaku pergi bersamanya. Utusan itu menuntunku. Kami berjalan hingga kami
sampai di rumah yang dituju. Dia meminta izin, maka ibu khalifah memberi izin
kepadaku untuk masuk. Aku masuk dan memberi salam. Aku mulai membaca. Ketika aku
membaca, “Bismillahir rahmanir rahim.”
Ibu menangis. Aku meneruskan bacaan, dan tangisannya bertambah.
Dia
berkata,”Aku belum pernah sekalipun mendengar bacaan seperti ini.” Hatiku
tersentuh, aku pun menangis. Dia bertanya mengapa aku menangis. Aku lalu
bercerita tentang apa yang aku dengar dari bapakku. Ibu khalifah berkata
kepadaku, “Wahai anakku, kamu akan mendapatkan apa yang tidak disangka-sangka
oleh bapakmu.”
Ibu
khalifah memberiku seribu dinar, dan dia berkata,”Ini untuk modal dagang bapakmu
dan untuk menyiapkan (pernikahan) kakak perempuanmu. Aku telah memerintahkan
gaji untukmu tigapuluh dinar setiap bulan.
Di
samping itu, ibu khalifah memberiku pakaian dan kendaraan yang bagus dengan
pelana yang berhias. “Begitulah, Allah berbuat untuk si lemah sehingga si kuat
mengaguminya.”
Subhanallah,
jadi hikmah yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah. “Janganlah kita berburuk sangka dan berkecil
hati dengan kekurangan yang ada pada diri kita, karena ALLAH mempunyai cara-NYA
untuk mengangkat kelemahan itu menjadi kelebihan yang tidak kita sangka-sangka.”