Menjalin dan menjaga Silahturahim itu
wajib hukumnya, apalagi bagi sesama muslim. Sebagaimana Firman ALLAH SWT
berikut ini. “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan
istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS An Nisaa’:1).
“Saya akan mencontohkan kisah saya
sendiri mengenai manfaat menjaga tali Silahturahim. Dahulu sebelum Saya
menyelesaikan studi S1, saya sempat dekat dengan seseorang (sebut saja Bunga).
Namun karena suatu hal hubungan Saya dan Bunga sempat renggang hingga beberapa
bulan. Setelah Saya menyelesaikan studi S1, Saya kemudian mencari pekerjaan
kesana kemari. Saya masuki lamaran kemana saja, entah itu perusahaan negeri
hingga swasta.
Satu hingga 2 minggu setelah memasuki
lamaran pekerjaan, Saya dihubungi oleh beberapa perusahaan menyatakan bahwa
Saya lulus seleksi berkas dan untuk mengikuti test selanjutnya (ada yang test
tertulis atau interview). Begitu senangnya Saya mendengar kabar baik itu, tidak
lupa saya memberitahukan kepada kedua orang tua mengenai kabar baik tersebut.
Selain memberitahu, Saya memohon doa restu kedua orang tua agar diberikan
kemudahan dan kelancaran pada saat mengikuti test.
Setelah mengikuti test, tapi tak ada
yang berhasil. Awalnya Saya berpikir, mungkin kurang beruntung dan belum
rezekinya. Namun setelah beberapa kali mengikuti test di berbagai perusahaan,
Saya selalu gagal yang membuat Saya
heran hanya tinggal 1 kali lagi test apabila berhasil maka akan diterima. Dan
selalu begitu hingga 6 bulan setelah saya menyelesaikan Studi saya, nyaris
diterima.
Melihat dan mendengar kabar begitu,
Orang tua Saya pun tetap memberikan support “jangan
dipikirkan, tetap berusaha dan berdoa”.Kemudian Saya berpikir ulang (flashback), dan bertanya-tanya kepada
diri sendiri “Apa yang salah dengan Saya, kenapa sepertinya susah sekali untuk
diterima??? Menurut Saya saat itu, Saya sudah melaksanakan semaksimal mungkin,
Doa Usaha Iman dan Takwa (DUIT). Dalam lamunan Saya, tiba-tiba terlitas sosok
seseorang yaitu Bunga.
Dan dalam pikiran Saya, Apa hubungan
dengan Bunga??? Setelah berpikir lagi, Saya kemudian mendapat jawabannya yaitu
karena hubungan Kami beberapa bulan terakhir ini tidak baik bahkan bisa
dibilang terputus. Karena meskipun masih sering bertemu, tetapi tidak saling
bertegur sapa apabila bertemu bahkan saling menghindar.
Setelah mendapat ‘petunjuk’, esok
harinya Saya beranikan diri untuk menghubungi Bunga via SMS. Awalnya Saya
menanyakan kabar, untungnya ada respon atau tanggapan. Sehingga saya beranikan
untuk mengajak ketemuan, Alhamdulillahnya Bunga pun mau. Kemudian kami bertemu
di suatu Rumah Makan, sekalian makan malam. Pertama-tama sempat kaku dan
canggung mau mulai pembicaraan dari mana, mengingat sudah lama tidak berbicara
bersama. Namun karena saya sudah bulatkan tekad untuk menyelesaikan ‘masalah’
ini, akhirnya saya mulai mengungkapkan kejadian-kejadian belakangan ini.
Setelah berbicara panjang lebar,
mengenai masalah Saya dan juga masalah Bunga, ada satu hal juga yang
‘terungkap’. Alasan kenapa hubungan kami seperti ini hanyalah ‘Kesalahpahaman’,
lega rasanya. Alhamdulillah Saya dan Bunga sudah berbaikkan kembali mulai malam
itu.
Beberapa hari setelahnya, saya
mendapatkan kabar baik. Saya ditawari pekerjaan oleh Dosen Pembimbing Saya
sewaktu kuliah, dan teman baik Saya pun menawari bekerja di tempat ia bekerja.
Alhamdulillah semenjak hubungan atau tali silahturahim Saya dengan Bunga
kembali baik, semua berjalan dengan lancar”.
Penting
pula untuk kita pahami bersama, silahturahim yang kita lakukan juga harus bisa
membuat orang yang
kita kunjungi merasa bahagia hatinya. Manfaat silahturahim salah satunya memang
bisa memperpanjang umur dan bertambahnya rejeki. Sebagaimana hadits berikut
ini:
“Siapa
yang senang untuk di lapangkan rejekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan
umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim” (HR. Bukhari dan Muslim)Demikian cerita mengenai “Manfaat Menjaga Silahturahim”, semoga menjadi inspirasi buat Kita semua. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mengingat Penulis masih belajar. Apabila dari cerita tersebut benar adanya, itu datangnya dari ALLAH SWT. Dan apabila terdapat kesalahan, itu datangya dari Penulis pribadi. Saya tutup cerita ini dengan sebuah kalimat berikut ini:
“Hendaklah kita selalu menjaga tali silahturahim dengan orang lain, janganlah kita memutuskan tali silahturahim. Tidak ada gunanya memutus tali silahturahim, yang ada menambah kemudharatan”.
Penulis dan cerita:
by_ Enky Alvenher