Dalam sebuah
hubungan atau Relantionship agar berjalan baik, hal yang paling diperhatikan
adalah Komunikasi. Karena apabila komunikasi yang baik dilakukan maka hubungan
dapat dipastikan berjalan baikbaik saja, tapi apabila komunikasi tidak berjalan
dengan baik maka suatu hubungan tersebut akan terjadi masalah yang bisa
mengakibatkan berakhirnya suatu hubungan.
Ada 3 hal dasar
agar komunikasi berjalan dengan baik, yaitu Kehadiran, Langsung, dan Dua arah. Disini Saya
tidak akan menjabarkan apa arti dari 3 hal tersebut secara teori, melainkan
Saya akan memberikan sebuah cerita inspirasi yang didalamnya dapat menjelaskan
arti dari 3 hal di atas. Dengan harapan apabila dijelaskan dengan cerita dapat
dimengerti dengan mudah oleh Kita semua.
“Ada pasangan Kekasih, kita sebut saja si
pria Alven dan si wanita Sari. Mereka berdua telah menjalin hubungan cukup lama dan hubungan
tersebut berjalan dengan baik. Pada suatu hari, orang tua Sari menanyakan
kelanjutan hubungan mereka. Apakah mereka mau melanjutkan hubungan ke jenjang
pernikahan??? Mereka pun menjawab, tentu mau. Namun ada permintaan yang
diajukan oleh orang tua Sari ke Alven apabila ingin menikahi anaknya, yaitu
Alven harus memiliki pekerjaan. Sedangkan Alven sampai saat ini belum memiliki
pekerjaan setelah lulus kuliah. Kemudian Alven pun menyanggupi permintaan orang
tua Sari.
Setelah itu Alven pun semakin giat mencari pekerjaan demi menikahi
gadis pujaannya, dan tak lama kemudian Alven pun mendapat tawaran pekerjaan ke
luar negeri. Alven pun mengambil tawaran tersebut dan berbicara kepada Sari memberikannya
waktu 1 tahun untuk mengumpulkan uang pernikahan mereka. Berangkatlah Alven ke
luar negeri untuk bekerja.
Sesampainya di luar negeri Alven tetap berkomunikasi dengan Sari
lewat surat, karena pada saat itu belum ada alat komunikasi canggih seperti
saat ini. Awal di luar negeri Alven menceritakan ke Sari bahwa pekerjaan
tersebut sesuai dengan keahliannya. Alven pun semakin semangat bekerja demi
menikahi Sari, hingga waktu 6 bulan bekerja Alven dipromosikan ke jabatan yang
lebih tinggi dengan gaji atau bayaran 2x lebih besar dari posisi awal. Alven
pun menceritakan ke Sari lewat surat mengenai hal tersebut, dan Sari pun
membalas tiap surat yang Alven kirimkan.
Berjalannya waktu sudah 1 tahun berlalu dari Alven memutuskan
bekerja ke luar negeri. Karir Alven pun di pekerjaan semakin cemerlang hingga
dipromosikan kembali, dengan bayaran lebih besar tentunya. Alven memberikan
kabar tersebut kepada Sari dan menyampaikan untuk bersabar dan tetap
menunggunya mengingat posisi jabatannya sangat menjanjikan. Hingga 2 tahun
berlalu, karir Alven di pekerjaan semakin baik sampai pada akhirnya dia
dipercaya memimpin cabang perusahaan di tempat dia bekerja.
Dan tanpa terasa sudah 3 tahun Alven berkerja di luar negeri, suatu
hari Alven mendapat surat/kiriman dari Sari. Betapa terkejutnya Alven setelah
membuka isi dari kiriman tersebut. Isi kiriman itu adalah surat undangan
pernikahan Sari dengan pria lain yang tak lain pria tersebut adalah seorang
pengantar surat yang selama ini mengantarkan surat mereka selama 3 tahun
belakangan ini. (KEHADIRAN)
Akhirnya Sari pun menikah dengan pengantar surat, sebut saja Juna. Setelah
menikah mereka hidup bahagia, Juna pun telah naik jabatan bekerja dibagian
kantor dan Sari pun telah memiliki pekerjaan di luar kota meskipun PP. Sampai
pada suatu hari, terjadi pertengkaran kecil/cekcok di rumah tangga Juna dan
Sari. Hal yang biasa terjadi pada suatu rumah tangga, apalagi pada keluarga
baru.
Mereka tak bertegur sapa lebih dari 3 hari, hingga pada hari ke 5
mereka bertengkar Juna mendapatkan tugas di luar kota. Ketika Juna pulang kerja
sudah larut malam, dan Sari pun sudah tertidur dikamar. Karena mereka masih
belum bertegur sapa, Juna pun menulis surat untuk istrinya yang berisikan “Mah besok pagi tolong bangunkan papa pukul
5 pagi, karena akan berangkat keluar kota menggunakan pesawat pukul 6”.
Saat adzan subuh berkumandang, sang istri sudah terbangun dan
bergegas untuk berangkat kerja. Pada saat akan berangkat, sang istri melihat
surat yang ditulis oleh sang suami. Kemudian sang istri pun membalas isi surat
tersebut, “Pah, bangun sudah subuh. Nanti
telat ke bandaranya, mamah pergi berangkat kerja”. Kemudian ditaruh surat
balasan tersebut di atas meja samping tempat tidur, dan Sari pun berangkat
bekerja.
Saat Juna terbangun dari tidur, dan betapa
terkejutnya Ia ketika melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7. Dan melihat
sang istri sudah pergi kerja dan tidak membangunkan dirinya, padahal ia sudah
menulis surat utuk membangunkan dirinya. Seketika itu, Juna pun mengumpat-umpat
sang istri, namun belum ia selesai mengumpat ia melihat sepucuk kertas di meja
samping ranjang. Setelah membuka dan membaca isi surat tersebut, betapa tersentak hatinya. Ternyata sebenarnya
sang istri telah membangunkan dirinya sesuai dengan yang ia pesan, hanya saja
karena ia meminta tolong lewat surat sang istri pun membalas dengan surat pula.
Dan begitu menyesalnya Juna karena bertengkar dengan istri, sampai untuk
menyampaikan sesuatu menulis di surat. Setelah kejadian tersebut Juna pun
meminta maaf kepada sang istri, dan mereka pun akhirnya berbaikkan kembali. (LANGSUNG)
Setelah 1 tahun pernikahan si Sari pun
melahirkan seorang bayi laki-laki (sebut saja, Riky). Lengkap sudah kebahagian
mereka sebagai keluarga kecil. Sampai pada tahun ke 7 umur pernikahan Juna dan
Sari, dan si Riky pun memasuki Sekolah Dasar. Juna dan Sari pun semakin sibuk
bekerja, mereka berdua pulang sore hari bahkan malam hari. Dan dikarenakan
kesibukkan inilah, terjadi pertengkaran kembali.
Saat Juna pulang dari kerja, pada saat itu
petang hari menjelang malam. Juna ingin makan malam buatan sang istri, namun
saat melihat meja makan tidak ada makanan apapun yang tersaji. Sari saat itu istirahat
sejenak sebelum memasak karena kecapaian sehabis bekerja. Namun dikarenakan Juna sudah lapar dan ingin
makan. Melihat sang istri tidur, Juna ‘mengomel’ kepada sang istri. Karena
mendengar ‘omelan’ tersebut, Sari pun terbangun dan membalas ‘omelan’ sang
suami. Sehingga mereka bertengkar, dan tidak bertegur sapa.
Keesokan harinya, sehabis pulang dari kerja.
Sari memasak ayam goreng kesukaan sang suami, karena ia tidak mau disalahkan
lagi. Tak lama Juna sampai di rumah, Juna pun langsung menuju kamar tidur untuk
istirahat sejenak dikarenakan merasa letih sehabis mengerjakan tugas kantor.
Saat Sari menyelesaikan masak dan menyajikan makanan tersebut ke meja makan. Namun
karena mereka masih bertengkar dan belum bertegur sapa, Sari pun menyuruh sang
anak untuk memanggil sang suami untuk segera makan makanan kesukaannya.
Riky pun menuju ke kamar sang ayah, untuk membangunkan ayahnya. Namun melihat
sang ayah cukup letih dan baru terlelap, si Riky pun urung membangunkan sang
ayah. Sang anak pun kembali ke ruang tengah, tempat sang ibu berada yang sedang
menonton televisi, si anak pun berkata kalo sang ayah mau tidur dulu dan belum
lapar. Sari pun ‘mengomel’ mendengar laporan dari sang anak, “Sudah
dimasakkan makanan, bukannya segera dimakan tapi kalo telat memasak marah-marah”.
Mendengar ibunya marah, si Riky pun pergi ke
meja makan. Karena melihat ayam goreng yang begitu menggiurkan, Riky pun
memakannya mengingat dia pun belum makan. Tanpa terasa si Riky menghabiskan
ayam goreng yang juga merupakan makanan kesukaannya. Namun saat Riky melihat
ayam goreng tersebut habis dimakannya, ia ketakutan karena sang ayah belum
makan. Riky pun masuk ke dalam kamarnya.
Saat Juna terbangun, dan pergi keluar menuju
meja makan karena merasa lapar. Betapa terkejutnya ia, melihat ayam goreng
kesukaannya tidak ada. Seketika itu, Juna pun ‘mengomel’ melihat meja makan
tersebut. Akhirnya mereka kembali bertengkar. (DUA ARAH) “
Demikianlah cerita inspirasi mengenai pentingnya Komunikasi. Harapannya semoga
dengan Anda membaca cerita tersebut, dapat menjadi pelajaran betapa Pentingnya Komunikasi dalam
sebuah Hubungan. Penulis mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, nama tokoh,
atau penyampaian yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.......
Penulis: Enky Alvenher
Cerita: Ir. Sandi Asmara, M.Si.